LBH Kesehatan Tuntut Kinerja RSUD Budhi Asih

LBH Kesehatan Tuntut Kinerja RSUD Budhi Asih
Korban malpraktik kembali terulang untuk kesekian kalinya. Kali ini menimpa seorang anak yang masih bayi. Saat berumur 40 hari, bocah malang itu harus kehilangan tangan setelah sakit diare. Muhamad Hasbi (kini 4 bulan), putera pasangan Ruslan dan Nurlaela ini tak lagi sempurna jasmaninya. Kondisi tangan kirinya mulai dari siku sampai ke jari-jemarinya diamputasi. Padahal ia terlahir normal. Kasusnya menimbulkan dugaan malpraktik yang dilakukan pihak oknum RSUD Budhi Asih Jakarta Timur terhadap Hasbi ketika berobat. Oleh karena itu, pihak keluarga (ayah, ibu, nenek, kakek dan paman) Hasbi yang di dampingi LBH Kesehatan mendatangi Kantor Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso Jumat (15/9). Kejadian malpraktik khususnya daerah DKI Jakarta mencapai 270-an kasus. Iskandar Sitorus dari LBH Kesehatan yang ikut mendampingi Ruslan, mengajukan tuntutan kepada pihak Pemprov DKI Jakarta, selaku pemilik aset, untuk memperbaiki kinerja daripada pihak RSUD Budhi Asih Jakarta Timur, sekaligus bertanggung jawab terhadap apa yang telah menimpa Hasbi, hingga tangannya harus diamputasi gara-gara diare. Rombongan diterima Budihardjo, Kepala Biro Puskesmas DKI Jakarta, didampingi Bobby Aryono dari Pemprov DKI Jakarta, mewakili Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang tengah memimpin rapat. Perwakilan dari gubernur itu berjanji akan merealisasikannya dengan menindak tegas para oknum bila ada terbukti ada malpraktik, setelah mendapat laporan dari tim investigasi Pemprov DKI Jakarta dengan Puskesmas yang akan diturunkan sebulan kemudian, untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Budihardjo berpendapat, hal ini merupakan suatu pembelajaran konsep RS khususnya RSUD DKI Jakarta. Awalnya pada 5 Juni 2006, Hasbi sakit diare. Kondisi badannya menjadi lemah dan tak berdaya. Orangtuanya memutuskan untuk berobat ke RSUD Budhi Asih. Di rumah sakit tersebut, Hasbi dibawa ke ruang UGD untuk mendapat perawatan medis awal. Dokter yang bertugas saat itu bertanya pada Ruslan tentang penyakit anaknya. Ruslan mengatakan anaknya telah beberapa hari buang air besar alias diare. Hasbi langsung diinfus dan dibawa ke ruangan rawat inap perinatologi, kemudian dimasukkan ke inkubator. Satu hari, selain tangan kiri yang diinfus, kaki kiri Hasbi juga diinfus. Dua hari kemudian, Ruslan melihat tangan kiri anaknya yang bekas diinfus berwarna biru. Ketika ditanyakan kepada dokter, dokter menjawab hal itu bukan masalah. Keesokan harinya Ruslan disuruh perawat untuk menemui Tjahaya Bangun, Sp A. Ia diberitahu Hasbi mengalami pembekuan darah di tangan kirinya setelah mengambil sampel darah untuk diteliti di laboratorium. Pada tanggal 9 Juni 2006 pihak RSUD Budhi Asih menghubungi Ruslan untuk kembali menemui Tjahaya Bangun, Sp A. Tjahaya menganjurkan agar Hasbi dirujuk ke RSCM dengan alasan Hasbi mengalami penyakit baru yang disebut DIC, sementara peralatan kesehatan di RSUD Budhi Asih tidak lengkap. A. Ritonga

Tidak ada komentar: